Sudah lama manusia memindai angkasa, mencari sinyal radio yang mungkin berasal dari alien atau makhluk cerdas jauh di luar Bumi.
Dan baru-baru ini para ilmuwan dari Swinburne University, Melbourne,
Australia berhasil menangkap sinyal radio asing yang dipancarkan di
angkasa secara real time. Kali pertamanya di dunia.
Sebelumnya,
memang tercatat ada 9 pancaran sinyal radio dari angkasa luar sejak
tahun 2007. Namun hal tersebut diketahui dari data-data yang ada, tidak
terpantau secara langsung.
Peneliti utama, Emily Petroff
mengatakan, penemuan yang dihasilkan pihaknya membawa para astronom
selangkah lebih dekat untuk memahami fenomena kosmis aneh yang sudah
lama bikin bingung para ilmuwan.
"Semburan sinyal radio tak
bertahan lama, hanya sekedip mata. Itu yang membuat temuan tersebut
sangat menarik," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au.
"Karena
kami mampu menangkap sinyal itu secara langsung, bukan hasil telaah
dari data yang ada, kami bisa mengungkap bahwa radiasi yang diakibatkan
peristiwa itu lebih dari 2 persen terpolarisasi sirkuler. Dan itu
menunjukkan bahwa ada medan magnetik yang kuat di dekat sumber sinyal
tersebut.
Bentuk sirkular atau melingkar dari gelombang belum pernah dijumpai sebelumnya. Asing. Tak seperti yang ada di Bumi.
Asal
usul sinyal tersebut sampai saat ini masih misterius. Namun, para
ilmuwan yakin, apapun itu, pastilah sumbernya berukuran besar, dahsyat,
dan jaraknya mencapai 5,5 miliar tahun cahaya dari planet manusia.
"Ada dua model yang dianggap bisa menjelaskan fenomena tersebut," kata dia.
Model
pertama, bisa jadi hal tersebut diakibatkan luruh atau meledaknya
sebuah bintang di salah satu galaksi. "Model lainnya menunjukkan, sinyal
itu berasal dari beberapa pembakaran energi dari bintang neutron."
Bintang neutron (neutron star) adalah fase akhir siklus hidup bintang besar.
Namun,
kata Petroff, bisa jadi keduanya ternyata salah. "Bisa jadi sinyal itu
berasal dari sumber yang sama sekali berbeda." Sinyal alien? Para
ilmuwan belum menemukan jawabannya.
Petroff mengatakan, observasi sinyal dilakukan melalui Teleskop
Parkes -- piringan parabola berdiameter 64 meter yang digunakan untuk
astronomi radio di New South Wales.
"Dalam proyek ini kami
mengarahkan teleskop ke lokasi di mana pancaran sinyal sebelumnya --
yang diketahui dari telaah data -- berasal," kata dia. "Sangat menarik
menjumpai kejadian serupa di dekat sumber yang pertama."
Setelah
sinyal tersebut terekam, tim dalam proyek mengarahkan 12 teleskop lain
yang ada di seluruh dunia ke titik asal sinyal. "Namun, tak ada satupun
yang menjumpai pancaran lainnya."
Sebelumnya, pada tahun 2010,
pesan aneh dikirim Voyager 2, pesawat tak berawak milik Amerika Serikat
yang diluncurkan 20 Agustus 1977. Data yang dikirim dari jarak 8,6
miliar mil itu tak terbaca.
Spekulasi pun merebak. Muncul dugaan
pesawat itu dibajak alien alias mahluk luar angkasa -- yang mengirimkan
jawaban pesan NASA. Seperti diketahui, menurut astrofisikawan, Stephen
Hawking, NASA pernah mengirim sinyal ke luar angkasa berupa sebuah
tembang dari grup pop legendaris The Beatles. Tembang itu berjudul, "Across the Universe" (Melintasi Alam Semesta).
Sementara
itu, pada 2013, kembarannya Voyager 1 meninggalkan heliosfer --
gelembung di angkasa luar yang "ditiup" pada medium antarbintang oleh
angin surya. Menjadi objek buatan manusia yang terjauh meninggalkan
Bumi. (Ein/Tnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar